Modalverben
“Modalverben” merupakan bentuk jamak dari “Modalverb”. “Modalverb” diambil dari bahasa latin “verbum modale”. Di dalam bahasa indonesia dapat disebut sebagai kata kerja modal. Di dalam linguistik “Modalverben” digunakan pada kata kerja tertentu untuk menyatakan modalitas*.
Modalverben biasanya digunakan dengan kata kerja kedua yaitu “Vollverben” dalam bentuk Infinitiv*.
Keterangan:
*modalitas adalah klasifikasi pernyataan menurut hal yang menyungguhkan atau mengingkari kemungkinan atau keharusan dan lain sebagainya;
*Infinitiv adalah bentuk kata kerja dasar yang tidak mengalami konjugasi atau bentuk kerja yang sama sekali tidak mengandung fleksi.
Di dalam bahasa Jerman terdapat beberapa “Modalverben”, Sebagai berikut:
können, dürfen, mögen, müssen, sollen, wollen.
Die Stellung der Modalverben im Satz
Berikut ini adalah posisi Modalverben di dalam kalimat:
Modalverb – Position im Hauptsatz
Pada “Hauptsatz” atau “Aussagesatz”, Modalverb diletakkan di posisi kedua kalimat dan kata kerja kedua (Vollverb) di letakkan di akhir kalimat .
- Ich kann Deutsch sprechen. (Saya bisa berbicara bahasa Jerman)
Modalverb – Position im Fragesatz
W-Fragen
Pada “W-Frage”, Modalverb diletakkan di posisi kedua kalimat.
- Was kann ich für Sie tun? (Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?)
Satzfrage
Pada “Satzfrage”, Modalverb di letakkan diposisi pertama kalimat.
- Kannst du Auto fahren? (Bisakah Anda mengendarai mobil?)
Modalverb – Position im Nebensatz
Pada “Nebensatz”, Modalverb diletakkan di akhir kalimat.
- Maria sagt, dass sie ins Kino gehen möchte. (Maria mengatakan bahwa dia ingin pergi ke bioskop)
Die Bedeutung der Modalverben
Modalverben menggambarkan hubungan subjek dengan tindakan (Prädikat), yang diungkapkan oleh kata kerja kedua (Modalverben). Ini disebut dengan “objektive Bedeutung der Modalverben”, yaitu arti objektif dari Modalverben.
Perhatikan tabel berikut dibawah ini!
Modalverben | objektive Bedeutung der Modalverben |
können | Möglichkeit, Fähigkeit, Erlaubnis |
dürfen | Erlaubnis, Verbot |
mögen | Vorliebe, Lust, Wünsch |
müssen | Notwendigkeit, Befehl |
sollen | Verpflichtung (fremder Wille), Pflicht (moralisch) |
wollen | Wille, Absicht, Plan |
Modalverben dapat juga menggambarkan hubungan Pembicara dengan kalimat. Ini disebut dengan “subjektive Bedeutung der Modalverben”, yaitu arti subjektif dari Modalverben.
Perhatikan tabel berikut dibawah ini!
Modalverben | Bedeutung |
können, könnten | Schlussfolgerung, Vermutung |
dürften | Vermutung |
müssen, müssten | Schlussfolgerung |
sollen | Gerücht/ kritische Distanz |
wollen | kritische Stellungnahme |
Modalverb ⇒ können
Konjugation von “können”
Berikut ini adalah bentuk konjugasi* “können” dalam “Präsens” dan “Präteritum” begitu pula dalam bentuk “Indikativ”, “Konjunktiv II” dan “Partizip II”.
*konjugasi adalah perubahan bentuk verba (kata kerja) yang berhubungan dengan jumlah, jenis kelamin, modus, dan waktu;
können → Präsens
Personalpronomen | Indikativ |
ich | kann |
du | kannst |
er/sie/es | kann |
wir | können |
ihr | könnt |
sie (plural) | können |
Sie | können |
können → Präteritum
Personalpronomen | Indikativ | Konjunktiv II |
ich | konnte | könnte |
du | konntest | könntest |
er/sie/es | konnte | könnte |
wir | konnten | könnten |
ihr | konntet | könntet |
sie (plural) | konnten | könnten |
Sie | konnten | könnten |
können → Partizip II
gekönnt, können |
Gebrauch von “können”
Penggunaan “können”
Objektiver Gebrauch
Dengan Modalverb ini dapat menggambarkan Kemampuan (Fähigkeit), Kemungkinan (Möglichkeit) atau Izin (Erlaubnis). Setidaknya dapat diartikan kedalam tiga opsi:
- Sesuatu itu mungkin karena sesorang atau sesuatu memiliki kemampuan untuk melakukannya.
- Sesuatu dimungkinkan karena keadaan yang mendukung.
- Sesuatu dimungkinkan karena diizinkan.
Sebagai contoh:
- Maria kann sehr gut schwimmen. (Maria bisa berenang dengan sangat baik)
Keterangan:
“können” disini dapat diartikan bahwa, Maria memiliki kemampuan untuk berenang dengan baik.
- Das Wetter ist gut, deshalb können wir spazieren gehen. (Cuacanya bagus, jadi kita bisa jalan-jalan)
Keterangan:
“können” disini dapat diartikan bahwa, cuaca yang mendukung, sehingga dapat pergi untuk jalan-jalan.
- Hier kann man rauchen. (Disini seseorang dapat merokok)
Keterangan:
“können” disini dapat diartikan bahwa, sesorang dapat merokok, karena di tempat yang diizinkan untuk merokok.
Subjektiver Gebrauch
Dengan Modalverb “können” dapat digunakan untuk menarik Kesimpulan (Schlussfolgerung). Sebagai contoh:
- Roman ist nicht zu Hause. Dann kann er eigentlich nur bei seinen Eltern sein. (Roman tidak di rumah. Maka dia pasti bersama orang tuanya)
Modalverb “können” dalam bentuk Konjunktiv II (könnten) dapat menyatakan sebuah dugaan atau prasangka (Vermutung). Sebagai contoh:
- Es könnte heute noch regnen. (Kemungkinan hari ini masih hujan)
- Martin könnte den Bus verpasst haben. (Martin kemungkinan sudah ketinggalan bus)
Keterangan:
Keyakinan benar yang dimiliki si Pembicara sekitar 40% – 50%.
Modalverb ⇒ dürfen
Konjugation von “dürfen”
Berikut ini adalah bentuk konjugasi* “dürfen” dalam “Präsens” dan “Präteritum” begitu pula dalam bentuk “Indikativ”, “Konjunktiv II” dan “Partizip II”.
dürfen → Präsens
Personalpronomen | Indikativ |
ich | darf |
du | darfst |
er/sie/es | darf |
wir | dürfen |
ihr | dürft |
sie (plural) | dürfen |
Sie | dürfen |
dürfen → Präteritum
Personalpronomen | Indikativ | Konjunktiv II |
ich | durfte | dürfte |
du | durftest | dürftest |
er/sie/es | durfte | dürfte |
wir | durften | dürften |
ihr | durftet | dürftet |
sie (plural) | durften | dürften |
Sie | durften | dürften |
dürfen → Partizip II
dürfen, gedurft |
Gebrauch von “dürfen”
Penggunaan “dürfen”
Objektiver Gebrauch
Dengan Modalverb “dürfen” dapat menyatakan Izin (Erlaubnis), yaitu kemungkinan untuk melakukan sesuatu karena diizinkan atau memiliki hak untuk melakukannya.
Sebagai contoh:
- In diesem Zimmer dürfen Sie rauchen. (Anda boleh merokok di kamar ini)
Keterangan:
“dürfen” disini dapat diartikan, bahwa anda boleh merokok diruangan ini karena diizinkan atau anda memiliki hak untuk melakukannya.
Subjektiver Gebrauch
Dengan Modalverb “dürfen” dalam bentuk Konjunktiv II (dürften) dapat menyatakan sebuah dugaan atau prasangka (Vermutung).
Sebagai contoh:
- Heute Abend dürfte es noch regnen. (Malam ini kemungkinan masih hujan)
- Martin dürfte um diese Zeit schon zu Hause sein. (Martin kemungkinan sudah berada di rumah saat ini)
- Martin dürfte um die 50 Jahre alt sein. (Martin kemungkinan berusia sekitar 50 tahun)
Keterangan:
Keyakinan benar yang dimiliki si Pembicara lebih tinggi dari “können” yaitu sekitar 75%.
Negation von dürfen
Modalverb “dürfen” juga dapat menyatakan larangan (Verbot), apabila menggunakan Verneinung pada “dürfen”.
(dürfen + Verneinung)
- Sie dürfen nicht diesen Raum betreten. (Anda tidak diizinkan memasuki ruangan ini)
Keterangan:
“dürfen” disini dapat diartikan sebuah larangan karena digunakan dengan Verneinung yaitu “nicht”.
Modalverb ⇒ mögen
Konjugation von “mögen”
Berikut ini adalah bentuk konjugasi* “mögen” dalam “Präsens” dan “Präteritum” begitu pula dalam bentuk “Indikativ”, “Konjunktiv II” dan “Partizip II”.
mögen → Präsens
Personalpronomen | Indikativ |
ich | mag |
du | magst |
er/sie/es | mag |
wir | mögen |
ihr | mögt |
sie (plural) | mögen |
Sie | mögen |
mögen → Präteritum
Personalpronomen | Indikativ | Konjunktiv II |
ich | mochte | möchte |
du | mochtest | möchtest |
er/sie/es | mochte | möchte |
wir | mochten | möchten |
ihr | mochtet | möchtet |
sie (plural) | mochten | möchten |
Sie | mochten | möchten |
mögen → Partizip II
gemocht, mögen |
Gebrauch von “mögen”
Objektiver Gebrauch
Dengan Modalverb “mögen” dapat menyatakan Vorliebe (ketertarikan terhadap sesuatu) atau Lust (Kesukaan untuk melakukan sesuatu).
Sebagai contoh:
- Ich mag spazieren gehen. (Saya suka pergi jalan-jalan)
Keterangan:
“mögen” disini dapat diartikan, bahwa saya memiliki ketertarikan untuk pergi jalan-jalan.
mögen als Vollverb
“mögen” biasanya digunakan Tanpa Kata kerja kedua (Vollverb) dalam bentuk Indikativ Präsens, Perfekt dan Präteritum dengan Akkusativobjekt.
Sebagai contoh:
- Ich mag den Käse. (Saya menyukai keju)
- Ich mag die Musik von Beethoven. (Saya suka musik Beethoven)
Negation von mögen
Modalverb ini juga dapat menyatakan ketidaktertarikan terhadap sesuatu (Unlust) atau penolakan (Ablehnung) dengan menambahkan Verneinung pada “mögen”.
Sebagai contoh:
- Ich mag nicht spazieren gehen. (Saya tidak suka pergi jalan-jalan)
- Ich mag keinen Käse. (Saya tidak menyukai keju)
- Ich mag nicht mit ihm zusammenarbeiten. (Saya tidak suka bekerja dengannya)
Modalverb ⇒ möchten
“möchten” merupakan bentuk Konjunktiv II dari “mögen”, digunakan untuk menyatakan keinginan atau untuk membuat permintaan yang sopan. “möchten” lebih sering digunakan dari pada “mögen”.
Sebagai contoh:
- Maria möchte ins Kino gehen. (Maria ingin pergi ke bioskop)
- Wir möchten einen Spaziergang machen. (Kami ingin jalan-jalan)
- Ich möchte lieber Tee trinken. (Saya lebih suka minum teh)
Modalverb ⇒ müssen
Konjugation von “müssen”
Berikut ini adalah bentuk konjugasi* “müssen” dalam “Präsens” dan “Präteritum” begitu pula dalam bentuk “Indikativ”, “Konjunktiv II” dan “Partizip II”.
müssen → Präsens
Personalpronomen | Indikativ |
ich | muss |
du | musst |
er/sie/es | muss |
wir | müssen |
ihr | müsst |
sie (plural) | müssen |
Sie | müssen |
müssen → Präteritum
Personalpronomen | Indikativ | Konjunktiv II |
ich | musste | müsste |
du | musstest | müsstest |
er/sie/es | musste | müsste |
wir | mussten | müssten |
ihr | musstet | müsstet |
sie (plural) | mussten | müssten |
Sie | mussten | müssten |
müssen → Partizip II
gemusst, müssen |
Gebrauch von “müssen”
Objektiver Gebrauch
Dengan Modalverb “müssen” dapat menyatakan Notwendigkeit (keharusan) yang bukan keputusan sendiri melainkan sebuah paksaan untuk melakukannya dan juga dapat menyatakan sebuah perintah (Befehl).
Sebagai contoh:
- Wir müssen jeden Tag um 5.00 Uhr aufstehen. (Kita harus bangun jam 5 pagi setiap hari)
Keterangan:
“müssen” Pada contoh diatas dapat diartikan kewajiban untuk bangun jam 5 pagi, untuk melakukan ritual ibadah atau alasan lainnya yang wajib dilakukan.
- Mein Bruder ist krank, ich muss ihn zum Arzt fahren. (Saudaraku sakit, aku harus mengantarnya ke dokter)
Keterangan:
“müssen” Pada contoh diatas dapat diartikan sebuah keharusan mengantar saudara ke rumah sakit, karena dia sedang sakit.
- Du musst früh ins Bett gehen. (Anda harus tidur lebih awal)
Keterangan:
“müssen” Pada contoh Diatas dapat bermakna perintah.
Subjektiver Gebrauch
Dengan Modalverb “müssen” dapat menyatakan dugaan yang dianggap hampir pasti berdasarkan kesimpulan logis atau berdasarkan pengamatan dan pertimbangan.
Sebagai contoh:
- Claudia muss gestern zu Hause gewesen sein. (Claudia pasti sudah berada dirumah kemarin)
- Die Straßen sind nass. Es muss geregnet haben. (Jalanan basah. Pasti sudah hujan)
Keterangan:
Keyakinan benar yang dimiliki si Pembicara hampir 100%.
Dengan bentuk Konjunktiv II pada “müssen” dapat melemahkan keyakinan benar si Pembicara menjadi sekitar 85%.
Sebagai contoh:
- Maria müsste bald ankommen. (Maria seharusnya segera tiba)
Negation von müssen
Modalverb “müssen” juga dapat menyatakan, bahwa sesuatu tidak harus atau tidak perlu dilakuakan dengan menambahkan Verneinung pada “müssen”.
Sebagai contoh:
- Mein Bruder fühlt sich wieder besser, ich muss ihn nicht zum Arzt fahren. (Saudaraku merasa lebih baik lagi, aku tidak perlu mengantarnya ke dokter)
Arti dari “nicht müssen” dapat digantikan dengan “nicht brauchen…..zu + Infinitiv”.
- Mein Bruder fühlt sich wieder besser, ich brauche ihn nicht zum Arzt zu fahren. (Saudaraku merasa lebih baik lagi, aku tidak perlu membawanya ke dokter)
Modalverb ⇒ sollen
Konjugation von “sollen”
Berikut ini adalah bentuk konjugasi* “sollen” dalam “Präsens” dan “Präteritum” begitu pula dalam bentuk “Indikativ”, “Konjunktiv II” dan “Partizip II”.
sollen → Präsens
Personalpronomen | Indikativ |
ich | soll |
du | sollst |
er/sie/es | soll |
wir | sollen |
ihr | sollt |
sie (plural) | sollen |
Sie | sollen |
sollen → Präteritum
Personalpronomen | Indikativ | Konjunktiv II |
ich | sollte | sollte |
du | solltest | solltest |
er/sie/es | sollte | sollte |
wir | sollten | sollten |
ihr | solltet | solltet |
sie (plural) | sollten | sollten |
Sie | sollten | sollten |
sollen → Partizip II
gesollt, sollen |
Gebrauch von “sollen”
Objektiver Gebrauch
Dengan Modalverb “sollen” dapat menyatakan keharusan yang didasarkan pada kehendak orang lain, yang tidak wajib untuk dilakukan. Dapat juga berupa kewajiban yang bersifat moral.
Sebagai contoh:
- Du sollst dein Zimmer aufräumen. (Kamu harus membersihkan kamar kamu)
Keterangan:
“sollen” Pada contoh diatas menerangkan sebuah perintah untuk membersihkan kamar, namun perintah tersebut tidak wajib dilakukan atau berupa keputusan sendiri.
- Jeder soll die Lebensweise anderer Menschen respektieren. (Setiap orang harus menghormati gaya hidup orang lain)
Keterangan:
“sollen” Pada contoh diatas dapat diartikan kewajiban yang bersifat moral.
Dengan bentuk Konjunktiv II pada “sollen” dapat digunakan untuk membuat saran atau memberi saran.
Sebagai contoh:
- Du solltest mal früh schlafen! (Anda sebaiknya tidur lebih awal!)
- Ich denke, du solltest viel lernen. (Saya pikir Anda sebaiknya banyak belajar)
Subjektiver Gebrauch
Dengan Modalverb “sollen” dapat digunakan untuk menyatakan keraguan tentang pendapat atau apa yang dikatakan orang lain tentang seseorang.
Sebagai contoh:
- Maria soll die Prüfung bestanden haben. (Maria katanya telah lulus ujian)
Keterangan:
Si pembicara mendapatkan informasi dari orang lain, bahwa Maria telah lulus Ujian dengan keraguan.
Modalverb ⇒ wollen
Konjugation von “wollen”
Berikut ini adalah bentuk konjugasi* “wollen” dalam “Präsens” dan “Präteritum” begitu pula dalam bentuk “Indikativ”, “Konjunktiv II” dan “Partizip II”.
wollen → Präsens
Personalpronomen | Indikativ |
ich | will |
du | willst |
er/sie/es | will |
wir | wollen |
ihr | wollt |
sie (plural) | wollen |
Sie | wollen |
wollen → Präteritum
Personalpronomen | Indikativ | Konjunktiv II |
ich | wollte | wollte |
du | wolltest | wolltest |
er/sie/es | wollte | wollte |
wir | wollten | wollten |
ihr | wolltet | wolltet |
sie (plural) | wollten | wollten |
Sie | wollten | wollten |
wollen → Partizip II
gewollt, wollen |
Gebrauch von “wollen”
Penggunaan “wollen”
Objektiver Gebrauch
Dengan Modalverb “wollen” dapat menyatakan Keinginan (Wille), Niat (Absicht) ataupun Rencana (Plan).
Sebagai contoh:
- Ich will nächstes Jahr in Spanien Urlaub machen. (Aku ingin berlibur di Spanyol tahun depan)
- Ich will dir später helfen. (Saya ingin membantu Anda nanti)
- Wir wollen im Sommer nach Spanien fliegen. (Kami ingin terbang ke Spanyol di musim panas)
Subjektiver Gebrauch
Dengan Modalverb “wollen” dapat digunakan untuk menyatakan keraguan pribadi tentang pendapat atau apa yang dikatakan orang lain.
Sebagai contoh:
- Er will das nicht gewusst haben. (Dia menganggap, bahwa dia tidak tahu itu)
Negation von wollen
Modalverb “wollen” juga dapat menyatakan, penolakan untuk melakukan sesuatu dengan menambahkan Verneinung pada “wollen”.
Sebagai contoh:
- Das Kind will nicht in die Schule gehen. (Anak itu tidak mau pergi ke sekolah)
Beri Komentar